Sunday 22 September 2013

Hidup tanpa punya apa-apa emang pedih, namun lebih pedih lagi jika hidup tanpa punya siapa-siapa

Pagi itu Rian berangkat sekolah sambil membawa nampan berisi gorengan yang dia masak dari subuh. Dengan riang gembira dia melangkah menuju sekolah. Rian kecil sudah hidup sebatang kara. Ibunya meninggal saat melahirkannya, sedangkan ayahnya meninggal saatnya berumur 2tahun.


Rian berjualan gorengan demi menafkahi diri dan membayar sekolahnya. Teman-temannya ada yang mensupportnya, ada juga yang mencibirnya. Namun, dia nggak bakal ngedengerin komentar pedas orang-orang  yang tak pernah memberinya nasi. Dia sudah terbiasa hidup sendiri, itulah kenapa dia tak mudah untuk diintimidasi.Dahulunya tinggal di panti Asuhan dari umur 3 tahun sampe umurnya 8 tahun. Kerena Pamannya tidak tega melihatnya hidup di Panti Asuhan kemudian diambillah dia dari panti asuhan tersebut. Lalu dia mulai belajar hidup mandiri dan tinggal di rumah orang tuanya yang telah dulu meninggalkannya,terlihat rumahnya sudah hampir tidak layak huni. Namun  dengan bekal ilmu mengurus diri yang diajarkan di panti asuhan dan dibantu oleh pamannya,kini rumahnyapun dapat dihuni seperti dahulu kembali.


Terkadang manusia harus bisa menyaring perkataan orang lain jika ingin kehidupannya kita maju. Namun terlalu banyak mendengarkan omongan orang, akan membuat kita menjadi sesuatu yang jauh dari jati diri kita sendiri, akhirnya kita cuma jadi "wayang" yang dikendalikan omongan orang tanpa bisa bergerak sendiri. Orang yang terlalu sering mendengerin omongan orang lain daripada dengerin isi hati sendiri itu biasanya orang-orang yang diperbudak gengsi. Ya, dia lebih peduli sama apa yang dilihat orang lain, daripada apa yang dia rasakan dan jalani.


Suatu hari, Rian pernah di-bully oleh Teman-Temannya di Sekolah Dasar. Saat dia berjualan, para berandalan itu mencicipi gorengannya satu-satu. Mereka gigitin satu-satu gorengan itu, lalu dibalikin ke nampan sambil bilang, "Ah.. gorenganmu gak enak! Males beli ah!!". Rian hanya bisa terdiam dan bersabar, sambil doain para berandalan itumenjadi lebih baik dikemudian hari kelak. Rian tak mau marah, karena baginya amarah tak akan mampu menyelesaikan masalah, justru akan membuat masalah jadi lebih parah. Dan Saat itu, ada seorang cewek yang merhatiin Rian sambil tersenyum penuh haru dari kejauhan.


Saat Masuk Sekolah Menengah Pertama, Rian mencoba untuk memakai  cara lain dalam berjualan gorengan. Dia menitipkan gorengannya di kantin sekolah dengan pembagian keuntungan yaitu 70%:30%. Dan setiap kali dia pulang sekolah, dia mengambil uang hasil penjualan gorengan dari kantin. Suatu hari Rian mendapatkan sesuatu kejadian yang membuatnya merasa Aneh , Rian mengambil Uang dan di nampan wadah gorengannya, ada 30 gorengan tersisa. Padahal dari jumlah uang yang dia terima, harusnya gorengannya habis semua. rianpun merasa bingung.. Kemudian rianpun menanyakan ke mbak Hera sebagai penjaga kantin,
 "Ini uangnya kebanyakan ya mbak? Gorenganku masih nyisa tuh?"

Mbak hera hanya men jawab,
"Iya.. Tadi ada yang beli, udah bayar, tapi nggak jadi ngambil gorengannya.. Ndak tau.. mungkin dia buru-buru, mungkin ini rezeki kamu ian".


Lalu rianpun pulang, ditengah perjalannya dia melihat anak kecil dan ibunya sedang mencari barang-barang bekas, rianpun merasa sedih melihatnya, kemudian dia memberi gorengan yang sis dari kantin tersebut dan memberi sebagian uangnya untuk ibu dan anak kecil tersebut.
“ibu, ini ada sedikit uang dan gorengan untuk ibu, saya lihat ibu sedang kelaparan, ambil saja bu tak usah malu-malu” sahut rian
“iya nak makasih yah,”


Memasuki jenjang SMA, Rianpun masih berjualan gorengan. Tapi caranya udah beda. Walaupun jualan gorengan, dia tetap mengikuti zaman. Kalo dulu dia jualan gorengan di kelas, sekarang dia jualan gorengan via facebook. Jadi tiap ada orang upload foto makanan difacebook, Rian bakal ngasih komen: "Cek fb aku ya kak.. Ada gorengan gurih Murah dan lezat buat nemenin kamu makan hari ini.. :)"

Kini gorengan rianpun menjadi lebih variatif. Ada Rainbow Gorengan, Cupcake Goreng, Eskrim Goreng, dan Donat Goreng. Tentunya dengan menu sevariatif dan seunik itu, dagangan rian pun jadi laris banget dong.


Dalam bisnisnya, rian mendapatkan banyak sekali pelanggan tetap. Tapi di antaran pelanggan-pelanggan itu, ada satu pelanggan yang cukup aneh sikapnya. Pelanggan itu bernama bunga. Tuh cewek suka mesen gorengan yang ada di facebook rian via SMS. "Halo.. Aku pesen Rainbow Gorengan 20 ribu ya.. Uangnya udah aku transfer via Paypal."


Kenapa via Paypal? Karena bunga tinggal di Amsterdam. Saat rian minta alamat bunga untuk mengirimkan gorengannya via FedEx, bunga pun selalu menolak. Jawaban bunga selalu begini, 

"Ndak usah dikirim.. Itu aku beli buat kamu kok.. Aku cuma mau mastiin kamu ndak kelaperan hari ini.."


Sebenernya rian lumayan bingung dengan sikap bunga, tapi dia mencoba untuk tidak begitu memikirkan siapa bunga sebenarnya. Karena rian percaya bahwa Orang baik, pasti akan dipertemukan dengan orang baik juga. Rian kembali fokus kepada kerjaannya.


Hari-hari berlalu, bulan dan tahun terus berlalu. Saat lulus SMA rian tetap sibuk mengurusi pekerjaannya, dan bunga tetap rutin ngorder gorengannya sambil bilang,
"Ndak usah dikirim.. Itu aku beliin buat kamu kok.. Aku cuma mau mastiin kamu ndak kelaperan hari ini.."


Seiring berjalannya waktu,Lambat laun usaha rian semakin maju. Omzet dari jualan gorengannya udah jutaan. Akun facebooknya pun isinya bukan cuma gorengan lagi. Tapi lebih banyak berisi foto dia jalan-jalan ke luar kota dan ada foto yang sedang berada di tokyo.


Tampaknya rian mulai lupa bagaimana kehidupan masa lalunya. Apa yang dia lakukan sekarang cuma sekedar mengejar kesenangannya. Hilang sosok rian yang sederhana. Yang muncul sekarang adalah sosok yang sedang "balas dendam" kepada kejamnya hidup di masa lalu. Tapi mengejar kesenangan pun ada titik jenuhnya. Titik jenuh itu datang saat semua terasa hambar dan sia-sia. Tak ada lagi makanan yang terasa enak, karena sudah terbiasa makan enak. Tak ada lagi rasa syukur, karena hampir lupa rasanya hidup kekurangan. Semua kemewahan itu benar-benar jadi pemicu kehambaran. Pemicu kehambaran hidup terbesar adalah saat kita tak punya lagi tujuan hidup.


Saat rasa hambar menyapa, rian teringat kebahagiaan-kebahagian kecil yang dia dapatkan setiap harinya dulu. Ya, kebahagiaan itu adalah kalimat "Aku cuma mau mastiin kamu nggak kelaperan hari ini". Dia baru ingat, bagian itu sudah tak ada lagi semenjak rian terhanyut dalam kesenangan dan kemewahannya. rian baru sadar bahwa ada bagian paling berharga di masa lalunya yang sudah menghilang. Sekecil apapun sebuah perhatian, kalau hal itu rutin dilakukan, pasti akan berubah menjadi candu bagi orang yang dikasih perhatian.


Rian pun mencoba mencari bunga. Dia stalking facebooknyabunga. Tapi di sana cuma ada foto-foto gorengan. Tidak ada foto wajah bunga. Rian pun merasa sangat  bingung, dia tak tau bagaimana dia menemukan orang yang dia tak tau bagaimana wujudnya. Uang sebesar apapun tak akan mampu membantu rian menemukan bunga. Ternyata perasaan semacam itu ada ya? Bagaimana mungkin orang bisa merasa kehilangan, sesuatu yang belum pernah dia miliki? Itulah manusia. Penuh dengan perasaan tak terduga.


Berbulan-bulan bahkan 2tahun lebih rian mencoba mencari tau di mana bunga, tapi tak ada hasil. Nomor bunga yang biasanya dipake untuk mesen Gorengan pun kini  tak bisa dihubungi. Kata operatornya, “nomor itu sudah tak terdaftar”.


Rian merasa hidupnya semakin kehilangan warna. Segala kemewahannya hanyalah penghasil tawa, bukan bahagia. Tawa bisa hilang dalam hitungan detik. Tapi rasa bahagia tak akan hilang ketika diingat, karena akan selalu terasa menggelitik.


Saat rian mulai putus asa terhadap pencariannya, rian mencoba melakukan hal nekat. Dia ingin kembali menjadi dia yang dulu. Dengan begitu, dia berharap hidupnya kembali berwarna karena dia bisa merasakan lagi susahnya merintis karier. Merasakan lagi kelaparan karena uang pas-pasan. Dan mengalami lagi sebuah "petualangan", bukan hanya sekedar kesenangan. Dia jual semua benda mewah yang dia miliki. Rumah, Mobil, segalanya dia jual, lalu uangnya dia sumbangkan ke Panti asuhan tempat di mana dia pernah tinggal selama balita.


Praktis kini rian sudah tak punya apa-apa. Tapi yang jelas, rian kembali punya tujuan hidup. Ada sedikit uang yang tersisa. Uang itu dia gunakan bukan untuk jualan gorengan lagi. Dia ingin mencoba usaha baru, jualan parfum. Kenapa rian tak mau jualan gorengan lagi? Karena rian sudah sukses di bidang itu. Dia tak mau melakukan hal yang sama, petualangan yang sama dan kesuksesan yang sama. Yap, kadang manusia tidak mutlak membutuhkan uang, manusia itu selalu punya jiwa petualang. Di mana uang hanya jadi sarana, jadi pilihan yang paling tepat untuk bisa menikmati hidup itu adalah dengan memiliki uang secukupnya, bukan sebanyak-banyaknya. Karena semakin banyak uang yang dimiliki, maka semakin banyak pilihan hidup yang bisa dipenuhi. Di titik itu, rasa hambar akan kembali menghampiri.


Kini rian jualan parfum via web pribadi dan twitter. Dia berjualan seperti dulu, dengan harapan dia bisa merasakan indahnya meniti karier seperti waktu itu. Suatu sore, rian mendapatkan orderan parfum via SMS, "Mas, aku pesan parfum Hugo Boss Trully Bossy ya.."

rian pun menjawab, "Oke Bro.. Nanti setelah anda transfer, barang akan saya kirim.."

Pembeli itu membalas lagi, "Kok bro? Saya cewek loh.. hehe."

rian buru-buru minta maaf, "Maaf, mbak.. Saya kira anda cowok.. soalnya itu parfum untuk cowok.. Maaf.."

SMS itu berbalas lagi, "Haha.. Gapapa.. Uangnya sudah aku transfer sesuai prosedur yang kamu tulis di web. Parfumnya tak perlu dikirim.. Aku cuma mau mastiin, kamu wangi hari ini.. Saat ketemu aku nanti. ;)"


Balasan SMS itu membuat senyum simpul penuh kebahagiaan yang sudah lama tak muncul di bibir Supri merekah. rian pun menjawab, "Terima kasih ya.. Dari kamu aku jadi belajar, Hidup tanpa punya apa-apa emang pedih, namun lebih pedih lagi jika hidup tanpa punya siapa-siapa.
Bunga. :)"


                Seiring berjalannya waktu rian dan bunga pun bertemu karena keduanya telah sama-sama cinta akhirnyapun keduanya menikah dan kini mereka tinggal pusat Ibukota. Rianpun semakin sukses dengan bisnis orderan parfumnya sementara bunga kini sukses sebagai manager disebuah Perusahaan terkemukan di Pusat Ibu Kota


                Semoga cerita ini mampu menginspirasikan pembaca karena kesenangan pun ada titik jenuhnya,
Sekecil apapun sebuah perhatian, kalau hal itu rutin dilakukan, pasti akan berubah menjadi candu bagi orang yang dikasih perhatian,
percaya bahwa Orang baik, pasti akan dipertemukan dengan orang baik juga,
dan Hidup tanpa punya apa-apa emang pedih, namun lebih pedih lagi jika hidup tanpa punya siapa-siapa. 
Semoga bermanfaat terima kasih