Pacaran jarak jauh, atau yang lebih gaul dan keren
disebut Long Distance Relationship (LDR),
seringkali dijudge sebagai hubungan yang tidak serius dan lebih baik jangan
dijalani karena banyak makan hati dan pikiran . Coba, siapa yang setuju dengan pernyataan
tersebut?
Setelah bertanya
kepada para sahabat, tak sepenuhnya setuju. Karena telah banyak pula yang
membuktikan bahwa LDR tidak seburuk itu. Mereka berpegang prinsip 4K yaitu Komitmen. Komunikasi. Kejujuran. Kesetiaan.
Tentu semuanya harus menjadi pedoman serta paket yang lengkap agar hubungan
tetap langgeng serta awet dan dapat berjalan lancar. Toh sebenarnya tidak
jaminan juga bila sering bertemu hubungan langsung lancar dan tanpa kendala.
Malah sering ketemu akan membuat kita menjadi Jenuh serta Bosan. Jadi semua
kembali pada individualnya yang menjalaninya.
Saat itu aku lagi
liburan sekolah, dan ketemu seorang wanita namanya mawar. Kedekatan aku sama
dia diawali pas ada suatu kegiatan sekolah. Diantara sekian banyak wanita, hanya
dia ngirim SMS ucapan “Selamat Pagi”, yang mana pas aku bales ucapannya
“Selamat Pagi juga, Semangat yah buat hari ini” (sambil aku tersenyum
melihatnya), malah terdengar sampe keteman-teman dia yang lain, malah berbuah
ledekan. “Iih kok dia ngirimnya ke elo siiih. Jangan-jangan ada maksud tuuuh.
Cieee” aku pun diledek oleh teman-temannya. Padahal ya aku engga kepikiran
sampe kesana. Tapi ya dari situ kami cukup intens SMSan. Tekor juga sekali SMS
tuh kalo ga salah 600 perak. Kemudian aku pun ngobrol dengannya hanya sekedar
ngobrol kecil biasa aja, engga ada maksud PDKT. Pas waktu aku pulang sekolah
aku mengajaknya untuk jalan, ketika itu dia pun menerima tawaranku. Disana kami
makan, dan nonton. Setelah pulang dari jalan bareng itu, ya makin sering SMS-an.
Telponan serta friendster. Entah karena saat itu aku lagi desperate engga punya
cewe atau emang diem-diem aku naksir, mulailah PDKT dilancarkan. Awalnya sulit.
Dia itu tipe cewe cuek. Sebagai teman, dia sosok yang asik. Tapi sebagai target
PDKT, ngedongkolin banget. Gengsinya tiba-tiba naik 100%. Yang biasanya SMS-an
balesnya cepet, jadi dilama-lamain dan singkat banget. Biasanya SMS duluan,
jadi ga pernah. Engga pernah nyapa aku duluan lagi. Kayanya dia mengendus
rencana PDKT yang aku lakukan, jadi dia bersikap defensif. Aku hampir kehabisan
akal untuk ngedektin dia. Untungnya satu
hal yang suka aku lakuin ketika aku jatuh cinta atau putus cinta adalah nulis.
Entah itu cerpen, puisi, pantun atau lirik. aku mencoba membuat sesuatu yang
spesial buat deketin dia. Yaitu lewat puisi dan pantun tentang dia, Sebagai
rasa ungkapan perasaan cinta. Ya, kreatipitas emang suka muncul pas lagi
falling in love. Pertamanya gue minta alamat dia, pura-pura mau ngasi makanan.
Dia kaget. Ngapain aku ngirim makanan
segala. Tapi ya aku bilangini makanan enak banget gak ada duanya pokoknya gak
nyesel deh kalau nyobain. Akhirnya dengan makanan itu aku diberikan alamat
rumahnya. Pas sehari setelah aku kirim,
dia SMS. Ngerasa terkejut dengan makanan spesial yang aku kasih. Dia pun mulai
membuka pembicaraan dengan membaca maksud aku ngirimin itu semua. Aku PDKT
sekitar 1 bulan. Singkat kata, akhirnya dia nerima aku.
Seiring berjalannya
waktu kamipun berpindah tempat, Aku bertempat tinggal di Jakarta sementara
Mawar bertempat tinggal di Bandung. Pertama kalinya aku jalanin hubungan jarak
jauh, awalnya aku sedikit pesimis, karena aku engga biasa pacaran jarak jauh.
Setelah beberapa hari aku jalanin, sehari, seminggu,1 bulan dan bulan
selanjutnya jujur aku kaget.. Karena dalam beberapa bulan cuma bisa beberapa
kali berjumpa, padahal dalam hati aku ingin hari-hariku bisa bersamamu. Ketika
aku kesepian, aku binggung apa yang harus aku lakukan untuk mengisi hari-hariku
yang sepi kini, Ingin aku berjumpa dengannya. Tapi dia jauh dan sangat jauh, Kemudian
aku hanya bisa berdiem dan sedih akan
keadaanku saat ini, mungkin karena aku merasa,aku engga mempunya dia yang biasa
temani aku lagi, karena kini jarak yang membuat aku dan dia jauh. Tetapi ada
sensasi tersendiri bahkan mungkin tertantang untuk menjalaninya. Kadangku
merasa iri melihat teman-temanku yang bisa pergi kemana-kemana yang mereka suka
dan dapat menghabiskan waktunya berdua, Namun kini aku berbeda dengan mereka. Karena
kini jarang bertemu, membuatku setiap bertemu dengannya walau hanya beberapa
jam begitu sangat berarti dan aku sangat antusias., Dan karena hubungan yang
jauh ini aku dapat belajar betapa berharganya waktu.
Dulu jika aku sedang rindu dengannya, aku
hanya bisa mengirim sebuah pesan singkat dan menelponnya, jika pulsa tidak ada
yah berarti tidak bisa berkomunikasi dengannya. Pemakaian internet belom
canggih sekarang. Handpone yang banyak dipake pun masih item putih dan masih
sedikit orang yang mempunyai Handpone bergambar, Bahkan tidak ditemuin
smartphone dengan fasilitas chatting yang mudah kaya BB atau android. Kami
mencoba untuk bertahan. Kuat sih 6 bulan lebih, tapi ketika bulan ke-6 LDR itu
ada rasa yang ilang akibat jarangnya komunikasi. Akhirnya beberapa hari
menjelang bulan ke-7 , kami putus karena mungkin jenuh dan merasa kesepian, Kini,
justru ketika aku kehilangan dia, karena emang jarak telah mengikis perasaannya.
Mungkin kini dia telah bahagia dengan seseorang yang telah bersamanya, karena jarak dia bersama pacar barunya lebih dekat dan tak perlu buang-buang uang serta tak akan merasa kesepian kembali karena pacar barunya bisa menemani hari-hari bersama. Sedangkan saat bersamaku dia hanya bisa menghabiskan waktunya hanya sebentar saja bertemunya. Mungkin karena Jarak menjadi suatu alasan untuk menghancurkan hubungan kita. Dan disaat itu pula yang dekat menjadi pilihannya. Sebenarnya aku sangat kecewa dengan keputusannya akan putusnya hubungan ini, karena emang jarak yang telah mengikiskan perasaannya.
Kegagalan dalam bercinta bukan
berarti kiamat , akan tetapi kegagalan adalah sebuah pengalaman dan harus
dicarikan solusinya. Hari – hari yang indah kini telah hilang. Aku coba
menjalani kehidupanku dengan rasa tegar walau terkadang rasa kesepian hinggap
dan selalu menghantui pikiranku.
No comments:
Post a Comment