Tuesday, 9 July 2013

Ketika Jarak Menjadi Alasan, Yang dekatpun menjadi Pilihan









Pacaran jarak jauh, atau yang lebih gaul dan keren disebut Long Distance Relationship (LDR), seringkali dijudge sebagai hubungan yang tidak serius dan lebih baik jangan dijalani karena banyak makan hati dan pikiran . Coba, siapa yang setuju dengan pernyataan tersebut?
Setelah bertanya kepada para sahabat, tak sepenuhnya setuju. Karena telah banyak pula yang membuktikan bahwa LDR tidak seburuk itu. Mereka berpegang prinsip 4K yaitu Komitmen. Komunikasi. Kejujuran. Kesetiaan. Tentu semuanya harus menjadi pedoman serta paket yang lengkap agar hubungan tetap langgeng serta awet dan dapat berjalan lancar. Toh sebenarnya tidak jaminan juga bila sering bertemu hubungan langsung lancar dan tanpa kendala. Malah sering ketemu akan membuat kita menjadi Jenuh serta Bosan. Jadi semua kembali pada individualnya yang menjalaninya.





Saat itu aku lagi liburan sekolah, dan ketemu seorang wanita namanya mawar. Kedekatan aku sama dia diawali pas ada suatu kegiatan sekolah. Diantara sekian banyak wanita, hanya dia ngirim SMS ucapan “Selamat Pagi”, yang mana pas aku bales ucapannya “Selamat Pagi juga, Semangat yah buat hari ini” (sambil aku tersenyum melihatnya), malah terdengar sampe keteman-teman dia yang lain, malah berbuah ledekan. “Iih kok dia ngirimnya ke elo siiih. Jangan-jangan ada maksud tuuuh. Cieee” aku pun diledek oleh teman-temannya. Padahal ya aku engga kepikiran sampe kesana. Tapi ya dari situ kami cukup intens SMSan. Tekor juga sekali SMS tuh kalo ga salah 600 perak. Kemudian aku pun ngobrol dengannya hanya sekedar ngobrol kecil biasa aja, engga ada maksud PDKT. Pas waktu aku pulang sekolah aku mengajaknya untuk jalan, ketika itu dia pun menerima tawaranku. Disana kami makan, dan nonton. Setelah pulang dari jalan bareng itu, ya makin sering SMS-an. Telponan serta friendster. Entah karena saat itu aku lagi desperate engga punya cewe atau emang diem-diem aku naksir, mulailah PDKT dilancarkan. Awalnya sulit. Dia itu tipe cewe cuek. Sebagai teman, dia sosok yang asik. Tapi sebagai target PDKT, ngedongkolin banget. Gengsinya tiba-tiba naik 100%. Yang biasanya SMS-an balesnya cepet, jadi dilama-lamain dan singkat banget. Biasanya SMS duluan, jadi ga pernah. Engga pernah nyapa aku duluan lagi. Kayanya dia mengendus rencana PDKT yang aku lakukan, jadi dia bersikap defensif. Aku hampir kehabisan akal untuk ngedektin dia.  Untungnya satu hal yang suka aku lakuin ketika aku jatuh cinta atau putus cinta adalah nulis. Entah itu cerpen, puisi, pantun atau lirik. aku mencoba membuat sesuatu yang spesial buat deketin dia. Yaitu lewat puisi dan pantun tentang dia, Sebagai rasa ungkapan perasaan cinta. Ya, kreatipitas emang suka muncul pas lagi falling in love. Pertamanya gue minta alamat dia, pura-pura mau ngasi makanan. Dia kaget. Ngapain aku  ngirim makanan segala. Tapi ya aku bilangini makanan enak banget gak ada duanya pokoknya gak nyesel deh kalau nyobain. Akhirnya dengan makanan itu aku diberikan alamat rumahnya. Pas  sehari setelah aku kirim, dia SMS. Ngerasa terkejut dengan makanan spesial yang aku kasih. Dia pun mulai membuka pembicaraan dengan membaca maksud aku ngirimin itu semua. Aku PDKT sekitar 1 bulan. Singkat kata, akhirnya dia nerima aku.

Seiring berjalannya waktu kamipun berpindah tempat, Aku bertempat tinggal di Jakarta sementara Mawar bertempat tinggal di Bandung. Pertama kalinya aku jalanin hubungan jarak jauh, awalnya aku sedikit pesimis, karena aku engga biasa pacaran jarak jauh. Setelah beberapa hari aku jalanin, sehari, seminggu,1 bulan dan bulan selanjutnya jujur aku kaget.. Karena dalam beberapa bulan cuma bisa beberapa kali berjumpa, padahal dalam hati aku ingin hari-hariku bisa bersamamu. Ketika aku kesepian, aku binggung apa yang harus aku lakukan untuk mengisi hari-hariku yang sepi kini, Ingin aku berjumpa dengannya. Tapi dia jauh dan sangat jauh, Kemudian aku hanya  bisa berdiem dan sedih akan keadaanku saat ini, mungkin karena aku merasa,aku engga mempunya dia yang biasa temani aku lagi, karena kini jarak yang membuat aku dan dia jauh. Tetapi ada sensasi tersendiri bahkan mungkin tertantang untuk menjalaninya. Kadangku merasa iri melihat teman-temanku yang bisa pergi kemana-kemana yang mereka suka dan dapat menghabiskan waktunya berdua, Namun kini aku berbeda dengan mereka. Karena kini jarang bertemu, membuatku setiap bertemu dengannya walau hanya beberapa jam begitu sangat berarti dan aku sangat antusias., Dan karena hubungan yang jauh ini aku dapat belajar betapa berharganya waktu.
             Dulu jika aku sedang rindu dengannya, aku hanya bisa mengirim sebuah pesan singkat dan menelponnya, jika pulsa tidak ada yah berarti tidak bisa berkomunikasi dengannya. Pemakaian internet belom canggih sekarang. Handpone yang banyak dipake pun masih item putih dan masih sedikit orang yang mempunyai Handpone bergambar, Bahkan tidak ditemuin smartphone dengan fasilitas chatting yang mudah kaya BB atau android. Kami mencoba untuk bertahan. Kuat sih 6 bulan lebih, tapi ketika bulan ke-6 LDR itu ada rasa yang ilang akibat jarangnya komunikasi. Akhirnya beberapa hari menjelang bulan ke-7 , kami putus karena mungkin jenuh dan merasa kesepian, Kini, justru ketika aku kehilangan dia, karena emang jarak telah mengikis perasaannya.



Mungkin kini dia telah bahagia dengan seseorang yang telah bersamanya, karena jarak dia bersama pacar barunya lebih dekat dan tak perlu buang-buang uang serta tak akan merasa kesepian kembali karena pacar barunya bisa menemani hari-hari bersama. Sedangkan saat bersamaku dia hanya bisa menghabiskan waktunya hanya sebentar saja bertemunya. Mungkin karena Jarak menjadi suatu alasan untuk menghancurkan hubungan kita. Dan disaat itu pula yang dekat menjadi pilihannya. Sebenarnya aku sangat kecewa dengan keputusannya akan putusnya hubungan ini, karena emang jarak yang telah mengikiskan perasaannya.

                Kegagalan dalam bercinta bukan berarti kiamat , akan tetapi kegagalan adalah sebuah pengalaman dan harus dicarikan solusinya. Hari – hari yang indah kini telah hilang. Aku coba menjalani kehidupanku dengan rasa tegar walau terkadang rasa kesepian hinggap dan selalu menghantui pikiranku.



No comments:

Post a Comment